Terus dipikir-pikir, kenapa juga ya saya jam segitu udah sarapan saja, dan sudah mandi juga! Padahal, baru juga landing malam sebelumnya.
Apakah saya merasa jetlagged? Hmm, I dont think so.
Selama di Milan, saya tinggal di penginapan, lebih tepatnya hostel sih, hehe. Alhamdulillah dapet sarapan, since I was so hungry. Lumayan dapet sarapan ala bule, yaitu roti, croissant, yoghurt, buah, susu, dan juga telur.
Brera
300719.10:53. Hmm, saya lupa kenapa dulu bisa ke tempat ini ya? haha. Jadi, ini ceritanya lagi meresapi (not meres sapi) hari pertama saya di Eropa. Dan saya memang baru pertama kali ke Eropa untuk pertama kali.
Dan di salah satu panduan, disarankan untuk start slow, warming up dulu dengan berjalan di kawasan yang tidak terlalu ramai (panduan macam apa ini?). Jadi, di area ini terdapat Brera Academy of Fine Arts and the Brera Art Gallery, sehingga membuat Brera dikenal sebagai lingkungan seniman dan juga tempat dengan atmosfer bohemia. Jangan tanya atmosfer bohemia kayak gimana. Saya juga ga tau. Lol.
Kesan saya terhadap kawasan ini: cantik! Bangunannya terlihat elegan, tidak terlalu ramai.
3001719.11:01. Jalan sekitar 8 menit dari Brera, tibalah saya di Piazza della Scala, dan akhirnya saya bertemu someone familiar, yaitu Paman Leo! Yeps, di piazza tersebut terdapat Monumen Da Vinci di tengah-tengahnya. Piazza alias square ini ukurannya tidak besar. Konon dulunya berupa jalanan, baru diubah di akhir tahun 1800an gitu.
Monumen Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci pernah bekerja dan tinggal di Milan di akhir abad 15, di dalam Sforza Castle, reportingnya ke semacam adipatinya Milan gitu (di Indo ga ada sih ya)
Kerjaan si Leo ini adalah take care of the cultural life and the arts at the court of Milan. Ini ngga saya terjemahin abis bingung. Semacam kepala dinas kebudayaan gitu apa?
Di masa ini, Leo sibuk dengan membuat penemuan-penemuan, pengembangan sistem kanal di Navigli, konstruksi pintu air, dan juga studi terhadap anatomi manusia. Selama di Milan, Leo juga membuat karya The Last Supper.
Patung Leonardo ini memakai topi hydro-engineer, saat sedang membuat sistem kanal di Milan. Ya emang di foto ini kurang gitu keliatan sih topinya, ambil dari berbagai macam sudut juga tetap kurang jelas, wkwk.
Nah, kalau melihat di bagian bawahnya, terdapat 4 patung yang merupakan 4 muridnya si Leo. Di antara tiap patung murid ini, terdapat relief yang menunjukkan berbagai macam bidang yang dikuasai oleh Leo, mulai dari 1) anatomy 2)hydraulic engineering 3)painting, dan 4) architecture. Yaa, kayakya keahlian Leo lebih banyak dari itu ya, tapi kalo semua ditaro susah juga buat monumennya.
Di square ini saya menyempatkan diri untuk duduk di kursi yang ada sambil melihat orang berlalu lalang, dan googling untuk mencari tempat makan.
Teatro Alla Scala
Melanjutkan dari postingan sebelumnya, jadi patung Leo ini menghadap ke bangunan Teatro alla Scala, atau La Scala Theatre.
Konon katanya, ini adalah salah satu opera house atau teater yang paling prestisius di seluruh dunia.
Sebagian besar artis opera terbaik Italia dan dunia, pernah tampil di La Scala. Kalau kata National Geographic, La Scala ini adalah teater opera paling prestisius di seluruh dunia. Bagi saya yang orang awam, mungkin paling familiar dengan Sydney Opera House ya. Tapi karena opera asalnya dari Italia juga, ya wajar sih La Scala ini dikatakan paling prestisius. Kayak ini versi ori lah kalau mau menikmati opera. Saya juga sebelom ke sini ga tau kalo ada yang namanya La Scala, taunya malah pas naik cruise ship venue theaternya bernama La Scala. Eh taunya pas di Milan ketemu aslinya.
Menariknya, katanya penonton La Scala ini juga terkenal demanding. Pernah ada yang perform kurang oke, dan kemudian di-boo oleh penonton. Rada2 bully juga ya penonton Italia. Lol.
One of La Scala’s most ingenious features is the concave channel under the wooden floor of the orchestra; this is credited with giving the theater superb acoustics (mau terjemahin cuma ribet).
Nah, kalau dibaca dari artikel tentang La Scala kan kayaknya akan wow banget gitu ya. Tapi ternyata kalo dari luar, biasa banget. Beda lah sama Sydney Opera House yang dari eksteriornya saja sudah unik. Nah, La Scala ini kayaknya fokus dari sisi interior dan juga menang dari sisi historis sih.
Saya ngga masuk ke dalamnya. Memang ga gitu niat sih, hehe.
Luini Pazzerotti
3010719.12:57. Hari sudah mulai siang dan saya mulai lapar.
Makanan pertama yang saya beli di Milan: panzerotti. Soalnya bingung banget mau beli apaan. Terus ini ada dalam rekomendasi hasil googling di Internet, selain itu: cukup terjangkau!
Antriannya rame banget! Bahkan saya harus mulai mengantri dari luar bangunan. Dan antriannya agak ngga rapih gitu. Udah gitu menunya pakai bahasa Italia pula.
Panzerotti apaan sih? Hasil copas: panzerotti is a turnover dough that looks like a calzone, filled with many choices of ingredients like tomato or cheese and fried like a donut. Panzerotti katanya berasal dari Puglia, kota kecil di Italia, yang kemudian dibawa ke Milan. Pas diliat, yaa macam roti laah, hehe.
Saya pilih aja yang saya ngerti: mozarella, dan juga nama keju lainnya. lol. yaa, basically roti keju lah. haha.
Karena di situ ga ada tempat dine in, bingung dong makan dimana. Lalu saya melihat sejumlah orang duduk di trotoar sambil makan. Saya ikutan ngemper lah, haha. Udah jauh2 sampe Milan, ya gaya makan tetep Indo lah ya.
Castello Sforzesco
300719.1314. Setelah makan siang, saya berjalan kaki ke The Castello Sforzesco aka Sforzesco Castle, yang dibangun pada abad ke 15 oleh Sforza. Abad segitu kalo di Indo masih jaman kerajaan Majapahit ya. Alasan ke sini ya karena deket aja, jadi sekalian jalan.
Btw saya baru sadar sekarang di Instagram udah bisa bikin blank paragraph, jadi ga usah dikasih simbol yang sebenernya kurang perlu (saya biasanya kasih titik)
Masuk ke bagian dalam, tampak terasa bahwa kastil ini dibangun di atas sisa benteng. Mungkin karena formasi bangunannya kali ya. Dan kastil ini adalah salah satu citadel terbesar di Eropa.
Citadel adalah the core fortified area of a town or city. It may be a castle, fortress, or fortified center. Hmm, intinya adalah inti pertahanan. Susah juga ya menerjemahkan sesuatu yang belum tentu apa padanannya. Bisa sih *dicoba* diterjemahkan, tapi akan ada makna yang hilang.
Di kastil ini katanya terdapat beberapa fresco buatan Leonardo Da Vinci dan Bramante. Nope, tapi bukan di foto ini.
Nah, kalo ini saya ngga tau foto apaan. Tapi berasa unik aja masuk ke kastil yang terkesan garang, terus ketemu corak ini di langit2 dengan warna orange yang mengesankan ceria gitu. Walau mungkin ini melambangkan matahari yang merupakan simbol kemegahan dan sumber energi kali ya. Well, enough overthinking.
Artinya: Welcome to my heart. Sorry, it's a mess. Hasil Google Translate barusan, pas ambil foto sih ngga tau artinya, ternyata emo juga ya. Langsung kebayang backsong lagu Italia seriosa mendayu-dayu.
Jadi, di belakangnya Sforza Castle, terdapat paru-paru kota yang bernama Parco Sempione atau Simplon Park kalaj bahasa Inggrisnya. Taman ini merupakan taman yang terbesar di Milan, dan cocok untuk leyeh-leyeh.
Saya pun duduk di rumput, minum air bekal saya dan menikmat sekitar. Saat itu terdapat pengamen (pemusik) taman yang sedang memainkan gitar. Mau saya foto cuma ga berani, takut ga sopan. Jadinya saya hanya merekam video (slide 2) sekelebatan saja, dan suara yang terdengar pun sayup-sayup.
No comments:
Post a Comment