Saturday, June 19, 2021

Flying to Milan

Monday, 29 July 2019. 07:53.

Saya agak lupa mengapa saya memilih hari itu untuk terbang. Kalau ngga salah yang jadwalnya lumayan oke dari pilihan-pilihan yang kurang oke. Jadi, sebenernya saya inginnya sampai di kota tujuan itu siang hari, sehingga saat mencari penginapan bisa lebih mudah. Selain itu, kalau saat siang, saya merasa lebih aman.

Walaupun saat itu, jatohnya sampai di Milan malam juga sih. sekitar jam 9-an gitu. Tapi ini mendingan dibanding jadwal lain yang kalo ga salah tiba di Milan itu tengah malam.

Oleh karena khawatir dengan jadwal ketibaan saya yang malam hari, saya sempat tanya ke kawan saya yang tinggal di Italia, apakah lebih baik saya menginap di airport saja untuk malam itu dibanding ke penginapan. Tapi tidak semua airport kan nyaman untuk diinapi. Ujung-ujungnya saya tetap booking penginapan sih, dan lihat entar lah bagaimana situasi ketika saya sampai di Milan.

Berangkat

Entah mengapa bagi saya, pemeriksaan di imigrasi itu kadangkala membuat nervous. Mungkin karena pernah mendengar cerita bahwa hal-hal yang tidak terduga terkadang bisa saja terjadi di imigrasi. 

Nah, waktu mau keluar dari Indonesia pun, si petugas imigrasi-nya menanyakan mengapa saya perginya lama banget. Saya jawab saja, "sekali-kali nih mba, sudah stress bekerja". Petugas-nya hanya manggut-manggut dan akhirnya memberikan cap pada paspor saya. Alhamdulillah.

Penerbangan saya ke Qatar kala itu menyenangkan, karena tidak ada orang yang duduk di sebelah saya. haha. Itu adalah ke-3 kalinya saya ke Doha, Qatar yang seluruhnya adalah untuk transit. 

Di Qatar pun saya hanya transit sebentar sebelum berangkat ke Milan.

Di perjalanan ini, saya kehilangan Kindle saya. Saya sungguh lupa ketinggalan di mana. Dugaan saya waktu dalam proses pemeriksaan di airport ya. Biasa kan, laptop dan tablet diminta dikeluarkan dari tas. Tampaknya saya sudah mengeluarkan dari tas, tetapi lupa untuk memasukkannya kembali. Ya sudah lah mau bagaimana lagi kan. 7

Bagaimana perasaan saya selama di perjalanan? Frankly speaking, anxious. Soalnya ada beberapa yang bilang kalau di Italia itu tidak gitu aman, termasuk Milan. Saya jadinya riset dong di Internet, bagaimana kondisi keamanan di Milan. Saya temukan bahwa di Milan itu relatif aman dibanding kota lainnya di Italia. Apalagi, Milan adalah kota terkaya di Italia. Informasi tersebut cukup melegakan.

Tapi, saya riset lebih lanjut dong mengenai tips-tips keamanan di Milan. Tidak ada yang khusus sih, paling katanya kalau ada orang yang berpenampilan mencurigakan, lebih baik jauhi saja. (Ya iya laah). Lalu saya sampai cari tips cara membeli tiket transport dari airport ke penginapan bagaimana, bayarnya harus pakai apa, berhentinya di stasiun apa, jam berapa, berapa kali berenti, dan sebagainya. Tidak lupa saya mencari tahu kondisi keamanan tiap tiap stasiun dan memilih the safest one.

Jadi, basically once I landed in Milan, I know everything what I should do to get to the accommodation. My goal that day is only one: sukses sampai di penginapan dengan selamat.


Tiba di Milan

Alhamdulillah tiba di Milan dengan selamat. Imigrasinya pun ngga kepo, ga nanyain kenapa saya lama-lama di Eropa, haha. Airportnya menurut saya cukup oke.

Setelah keluar dari imigrasi (atau sebelum ya?), yang saya lakukan adalah mengganti SIM Card, jadi saya bisa mengakses Internet sesegera mungkin. Saya merasa aman kalau handphone saya nyala dan aktif, serta bisa terhubung ke orang-orang.

Di Milan Airport, saat itu ada semacam corner ini, yang menurut saya sangat artsy. Saya merasa benar bahwa saya tiba di Eropa, haha.

Saya kemudian beli tiket kereta airport di vending machine, pembayaran menggunakan credit card (atau kartu Jenius ya? lupa). Sudah beli tiket, tidak diperiksa pula sama sekali, haha. Eh, sebenarnya ada sih kayak semacam mesin untuk stamp gitu sebelum masuk ke ruang kereta, tapi tidak ada yang menjaga, dan juga tidak ada turnstile-nya. Lalu saya memerhatikan orang-orang, ada yang stamp dan ada yang engga. Makin bingung lah, haha. Saya sih stamp aja ya.

Malam itu, tidak terlalu banyak penumpang yang menaiki kereta bersama-sama saya. Nama keretanya adalah Malpensa Aeroporto. Keretanya sendiri bagus sih, macam kereta airport lah, dimana ada space sendiri untuk tempat menaruh koper-nya.

Sekitar 37 menit, saya kemudian sampai di Stasiun Cadorna, kemudian dari situ naik Metro. Nah, syukurlah di zaman sekarang ada teknologi bernama Google Maps ya, jadi saya bisa tau berapa pemberhentian yang perlu dilalui sebelum turun di stasiun yang paling dekat dengan penginapan.

Saya turun di Stasiun Lima, yang berada di via Buenos Aires. Via artinya jalan. Nah, jalan Buenos Aires ini merupakan jalan yang lebar dan ramai. Cukup sulit membuat asosiasinya dengan jalan di Jakarta. Secara lebar jalan, ada 3 lanes dikali 2, berarti total sekitar 6 lanes. Di Jakarta, ga ada ya yang lebarnya segituan. Jl Soedirman itu 8 lanes kan ya?

Terus, yang membuat beda lagi adalah trotoarnya yang sangat lebar, dan jadi bisa ada meja-meja restoran yang diposisikan di trotoar itu. Tapi hal tersebut tidak sampai membuat trotoar tidak nyaman karena sangat lebar.

Nah, tadinya udah khawatir saja bahwa begitu saya sampai, karena sudah malam, jalanan akan sangat sepi dan gelap sehingga rawan. Eh, begitu selesai naik eskalator dan keluar Stasiun Lima, jalanan masih ramai dong. Tidak sampai crowded, tapi masih banyak orang duduk-duduk di restoran, masih banyak yang berlalu lalang, dan saya pun merasa aman.

Perlu sekitar 5 menit berjalan untuk sampai ke penginapan. Tidak sulit untuk menemukan penginapan tersebut. Alhamdulillah penjaga penginapan pun menyambut saya dengan ramah, dan ada welcome drink pula! Haha.

Jadi, ini sebenernya juga rada2 capsule hotel sih. Mereka punya beberapa kamar. Di dalam kamarnya ada bunk bed, tapi juga ada yang single bed. Gw pilih yang single bed lah. Udah capek jauh-jauh, I think I wanna sleep in peace.

Nah, untuk masuk kamarnya ada passcode gitu yang perlu dimasukkan. Dan, untuk masuk ke kabin saya, ada semacam passcode juga.

Yang saya suka dari tempatnya adalah: bersih! Kemudian, walau cabin saya kecil, tapi saya merasa cukup private karena suara-suara di sekitar ga gitu kedengeran seperti di bobobox.

Saya pun sedikit unpacking, bebersih, kemudian tertidur pulas.





About me

  • M.Rabindra Surya aka Arya aka Rabz
  • Male
  • CSUI
  • Twenty
  • Maaf kalo ada postingan dengan bahasa Inggris kacaubalau. Lagi belajar ^^"