Sunday, July 31, 2022

Kalimat Alhamdulillah dan ...

Kembali ke Arya's weekend rambling.. Kali ini tentang kalimat Alhamdulillah .

Alhamdulillah...

Biasanya kalimat ini disebut apabila sedang menerima hal baik atau mensyukuri sesuatu.

Namun, seorang guru kemudian mengingatkan, bahwa ucapan alhamdulillah, lebih dari itu.

Coba kita lihat ya terjemahan Bahasa Inggrisnya.

Terjemahan Bahasa Indonesianya, 'segala puji bagi Allah'.

Terjemahan Bahasa Inggrisnya, 'all praise and gratitude belong to God'. Sebagian besar menerjemahkan sebagai 'all praise' saja, tetapi some scholars berpendapat 'praise and gratitude'.

Yeps, agak berbeda kan terjemahan Bahasa Inggrisnya, dimana hamd memiliki tidak hanya satu karakteristik, tapi dua: pujian dan terima kasih.

Pujian adalah sesuatu yang inherent, activity independent. Adapun terima kasih disebabkan hal yg bersifat interaksi. A do something to B, then B thankful to A. Adapun pujian lebih ke karena sifat2 yang dimiliki A, sehingga A berhak dipuji.

Ok, balik ke kalimat Alhamdulillah ya.
JIKA, semua pujian itu milik Tuhan, maka berarti tidak ada setitik pujian pun yang sejatinya milik ciptaan-Nya.

Lalu, saya jadi berpikir, kalau di Islam, kalimat alhamdulillah diucapkan saat sedang mendapat nikmat. Adapun kalimat istiraj: innalillahi wa inna ilaihi rajiun (artinya: verily we belong to God and verily to him do we return) diucapkan saat sedang mendapat musibah.

Do you see the pattern? Yep, sejatinya, segala sesuatu, baik nikmat maupun musibah, diserahkan hanya kepada Yang Kuasa. 

Karena, alhamdulillah pun mengembalikan pujian kepada-Nya kan?

Seringkali saya saat mengucapkan alhamdulillah, dengan sengaja ataupun tidak, menganggap bahwa pujian atau nikmat tersebut attributable to myself, because of me, sambil meninggikan diri.

Padahal, kalimat alhamdulillah semestinya membuat diri tetap menjejak bumi. 

Kalimat alhamdulillah sejatinya membebaskan diri dari ingin dipuji.
Kalimat alhamdulillah sejatinya membebaskan diri dari ingin dapat validasi.
Kalimat alhamdulillah sejatinya menjaga ikhlas dalam hati.

Tidak mudah memang melepaskan atribut pujian dari diri.

Terus tiba-tiba saya teringat tentang yoga. Jadi, tujuan yoga adalah untuk mencapai moksha. Apakah itu moksha? Moksha is derived from the root, muc, which means to free, let go, release, liberate.

Intinya, tujuan yoga adalah untuk let go. Dan, agak mirip ya dengan makna hidup seorang muslim, yang setiap saatnya *semestinya* selalu mengembalikan kepada Yang Kuasa.

Terus, saya baru dengar podcast dari si Harari pengarang Sapiens, katanya hidup manusia itu meaningless in a way. I think that statement is kinda true, although I'd prefer a more proper term. Soalnya ya, kalau semua milik Tuhan, yaa I'm nothing other than God's creature.

About me

  • M.Rabindra Surya aka Arya aka Rabz
  • Male
  • CSUI
  • Twenty
  • Maaf kalo ada postingan dengan bahasa Inggris kacaubalau. Lagi belajar ^^"