Saturday, December 29, 2007

Book Review: 168 Jam Dalam Sandera

Karangan Meutya Hafid, salah seorang pembawa berita (anchor) saluran Metro TV. Buku ini isinya adalah berupa cerita semasa dia dan kamerawan Budianto disandera di Irak pada tahun 2005 yang lalu. Dengan membaca buku ini, gw jadi sedikit tau apa aja sih yang dikerjain oleh wartawan, risiko apa aja yang dihadapi termasuk di daerah perang.

Meutya menurut gw pandai menuturkan apa yang dia alami, sehingga buku tersebut jadi enak dibaca. Gw cukup terbawa dan bisa merasakan emosinya, walau gw tau yang dirasakan olehnya pasti jauh lebih berat. Yang buat gw seneng, dia cukup objektif dalam penyampaiannya. Padahal, bukannya tidak mungkin isi buku tersebut menjadi bermuatan politis, berhubung yang diceritakannya adalah masalah sandera.

Yang cukup menarik dari ceritanya adalah, bahwa penyandera tersebut sama sekali tidak memperlakukannya secara kasar. Malah, seorang anggota mujahidin yang bersikap tidak menyenangkan dipindahtugaskan oleh pimpinannya. Para mujahidin tsb, yang biasanya jarang makan daging krn saat sulit, selalu memberikan makanan terbaik yang mereka punya kepada Meutya dan Budi tiga kali sehari. Bahkan, untuk bolak balik di gurun menyediakan makanan dan air bagi Meutya dan Budi, resikonya adalah nyawa.

Terharu aja melihat tercipta sebuah persahabatan dalam situasi penyanderaan.. It's just uniquely amazing.. How beautiful the ukhuwah is.. Mereka sebenernya baik, tapi sperti itu memang benar2 terpaksa krn tidak ingin diperlakukan semena-mena..

Menyadur kata Quraish Shihab, cerita ini menunjukkan bahwa setelah kesulitan, atau bahkan terkadang bersama kesulitan, ada kemudahan..

No comments:

Blog Archive

About me

  • M.Rabindra Surya aka Arya aka Rabz
  • Male
  • CSUI
  • Twenty
  • Maaf kalo ada postingan dengan bahasa Inggris kacaubalau. Lagi belajar ^^"