Tuesday, September 25, 2007

Konversi Minyak Tanah ke LPG

Hmm, dulunya saya berpikir, "kok pada susah amat sih? pada ga mau ganti dari minyak tanah ke gas". Mungkin karena kebiasaan dan tingkat pendidikan mereka, jadinya cenderung resisten untuk menerima hal baru. Yah, emang bukan sepenuhnya salah mereka sih. Dari pemerintah juga terkesan setengah hati untuk melaksanakan program konversinya.

Tapi, ternyata tingkat pendidikan tinggi juga bukan jaminan untuk menerima program konversi tersebut. Salah satu teman baik keluarga, sebut saja dengan nama Bude T. Beliau adalah seorang lulusan S2 dari negeri Paman Sam. Tapi, sampai detik ini beliau tetap menolak menggunakan LPG sebagai bahan bakar di rumahnya. Katanya, takut kebakaran... hehe..

Selain itu, beliau juga sampai saat ini menolak menggunakan kartu2an, entah itu kartu kredit atau kartu debit. Beliau juga enggan menggunakan ponsel sampai saat ini. Well, orang pasti tidak akan menyangka mengingat beliau adalah lulusan S2 dari Amerika Serikat. Ohya, beliau juga merupakan cucu dari seorang pahlawan yang namanya diabadikan menjadi nama salahsatu rumah sakit besar di Indonesia. She's a really really nice person.. ^^

Saturday, September 22, 2007

Cari penyakit aja..

itulah komentar dari adek saya ketika ditanyakan tentang apa komentarnya jika ayah dicalonkan atau mencalonkan diri jadi pejabat pemerintah.. ayah saya sudah wafat sejak 15 tahun yang lalu, jadi mustahil untuk jadi pejabat.. hehe..

Walaupun begitu, tapi hal "calon2" itu tentunya tidak terbatas pada orangtua saja, bisa saja hal itu dialami anggota keluarga yang lain seperti bude, pakde, om, tante, eyang, dsb.

Saya juga sempat berpikir hal yang sama dengan adik. It's still okay jika menjadi pejabat yang bersifat non-politis, mungkin pejabat di suatu perusahaan, di bidang akademis, dan lain sebagainya. Asal bukan politik. Di bidang yang berhubungan dengan politik pun mungkin masih oke jika memang 'hanya' menjadi camat, kalo walikota sudah mulai banyak intrik di dalamnya, gubernur lebih hebat intriknya, apalagi presiden..

Seandainya pun anggota keluarga tersebut memang punya kemampuan, atau apapun itu yang membuat eligible untuk menduduki posisi tersebut, saya masih ga rela untuk melepas kepergiannya.. halah.. karena kalo udah masuk wilayah politik, segala sesuatu bisa menjadi blur. sometimes, whatever u do, it seems always wrong.. and u never done such a right thing.. Seperti potongan lirik 'katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih', kalo di dunia politik, mungkin saja kita ga tahu mana sih yang hitam, dan mana sih yang putih..

Memang sdikit egois sih ya kalo lebih mengutamakan kebahagiaan orang yang dicintai daripada kebahagiaan orang banayk.. harusnya kl emang punya kemampuan, ya jalanin aja tanpa perlu denger pendapat orang.. tapi hal itu pastinya sulit untuk dilakukan..

nah, yang gw bingung.. knapa kok orang2 pada seneng mencalonkan diri jadi presiden atau pejabat ya? entah karena pengen dapet banyak fasilitas, atau seperti yg pernah saya baca di suatu blog (saya lupa blog nya sapa dan link nya apa) bahwa orang Indonesia kalo dinilai kurang berhasil, ingin terus membuktikan diri sampai dikatakan berhasil.. hehe..

Thursday, September 20, 2007

Kontras

Ya.. saya di sini..
Dan banyak banget yang harus dilakukan.. dari assignment sampai annual occasion yang mesti dilakukan.. dan itu bener2 membuat ga tenang..

Dan di saat yang sama. adek gw. ya, satu2nya adek gw. adek yang lahir dari ibu yang sama, punya ayah yang sama, dan tinggal di rumah yang sama, sedang pergi ke Jepang. bukan, bukan untuk belajar, bukan untuk ikut lomba, dan bukan untuk pertukaran pelajar.. Tapi untuk jalan-jalan menemani bude dokter yang jadi pembicara di suatu konferensi di sana..

Rada ngiri juga ya sebenernya.. Tapi seneng juga bisa ngeliat si adek yang begitu seneng bisa diajak ke Jepang.. Yah, si adek itu emang rada2 Japan freak. Mulai dari anime, manga, kebudayaan, sampe2 belajar buat masakan2 Jepang dgn membeli keperluannya di toko yang khusus menjual barang2 buatan Jepang.. Mungkin karena mempertimbangkan hal tersebut, bude mengajak adek dan bukan gw. Kalo gw, walaupun pastinya seneng, tapi tentu ga akan seseneng adek.. Hmm, bisa ngebayangin, ke Jepang pastinya salah satu impiannya adek. It's just like one of his biggest dream.. Ikut seneng aja ngeliat dia seneng..

Hmm, jadi inget... dulu juga saat dia jalan2 ke malaysia, gw lagi berkutat dengan Anum (entah tugas, entah ujian).. pokoknya kontras banget keadaannya. di saat dia berada pada tahap sangat senang, saya berada pada tahap sangat susah.. hiks.. but whatever, mudah2an walau susah, nantinya akan membawa kepada kebahagiaan.. amiiin...

Wednesday, September 19, 2007

My Grandpa

Saya baru baca biografinya eyang, isinya tentang perjalanan singkat dari hidup eyang, dan juga kumpulan dari tulisan2 yang pernah eyang buat..

Setelah membaca buku itu, saya jadi banggaa banget sama eyang.. Sebenernya sih pengen cerita2.. Tapi nanti jadi terkesan chauvinistik atau semacamnya.. Saya sih cuma pengen cerita aja, tapi bingung sama siapa. Lagian kalo cerita ke orang, kayaknya hatiku belum cukup terjaga deh. Takutnya nnt disisipi penyakit hati. Tp tetep pengen membagi rasa banggaku ke orang, selain itu jg supaya bisa menjadi inspirasi khususnya bagi diriku. Karena menurutku banyak banget yang bisa dicontoh dari beliau. Ya udah, jadinya di blog ini aja deh gw nulisnya. Tapi aku sengajain ditaronya di belakang2. Yang baca ya paling2, yang saking ga ada kerjaannya, terus menelusuri planet atau blog ini sampe blakang2.. ataupun search di google.. ataupun udah pernah nge-add blog ini di googlereader atau tool semacamnya..

Jadi, ceritanya gini.. Di rumah mo baca buku2 bacaan, tp krn si adek lg ke Bogor, buku2 novel smacam Abarat yg mo gw baca berada di tempat yg 'aman' menurut dia. Mo baca 'khodijah', tp lg dipinjem. Mo baca novel2 lain, udah pada dibaca. Ada jg buku2 yang menurutku 'berat' dan sangat membuat mengantuk kalo dibaca.

Jadilah kutemukan buku 'Renungan Indonesia Raya', yang merupakan biografi eyang kakung (ayah dari ibu). dan di situ, aku sangat kagum sama eyang. Nama eyang itu sama dengan nama panglima besar di TNI, yaitu Soedirman. Tentu saja Jenderal Soedirman memiliki nama yang lebih besar dan lebih terkenal dibandingkan dengan eyang, karena kegigihan beliau dalam berjuang sampai2 masih memimpin pasukan walaupun sakit parah sampai2 ajal menjemputnya. Walaupun begitu, menurutku pribadi, eyangku jg tidak kalah hebatnya (hmm, subjektif banget.. biasaa, seorang cucu yang mengagumi eyangnya, hehe.. jd jangan tll dianggap lah)

Secara kebetulan, eyangku jg merupakan seorang TNI sperti Panglima Besar Soedirman, AD jg, dan beliau sudah mencapai tingkat Letnan Jenderal, yang artinya setingkat di bawah Jenderal.

Yang menarik, di halaman pertama bab 1, ada quote "diriku bukanlah benar-benar seorang militer, tapi aku 30 tahun hidup di dalamnya". Nah, katanya, eyangku itu mendapat julukan 'jenderal yang ulama'. Kenapa? Anda akan tahu nanti,, hehe..

***

Eyang pertama2 merupakan seorang guru di Normaal School. Beliau sangat cinta terhadap pendidikan dan mengajar, walau beliau sendiri mengakui tidak mahir mengajar. Lalu, mengapa beliau masuk militer? Karena menurut beliau, dalam situasi bangsa yg masih dijajah spt itu, Indonesia butuh banyak warganya yg memiliki keahlian militer. Nah, dengan beliau masuk militer, diharapkan beliau bisa menjadi contoh bagi murid2 dan anak2 didiknya untuk masuk ke militer jg.

Dan ternyata rencana beliau tercapai, banyak muridnya yang masuk ke militer. Melihat hal itu, eyang berpendapat bahwa tugasnya sudah selesai dan ingin mengundurkan diri dari militer dan kembali mengajar seperti biasa. Tetapi, pengunduran tersebut ditolak dan beliau tetap di militer.

***

Selama ini militer sangat identik dengan kekerasan, tapi tidak demikian dengan beliau. Beliau amat sangat tidak suka cara kekerasan. Sebisa mungkin, beliau menggunakan cara dialog dan beradu argumen. Sering beliau berselisih pendapat dengan atasannya, karena eyang tetep ngotot menggunakan cara damai.

Eyang juga terkenal sangat religius, dan rajin berda'wah. Beliau jg sempat mendirikan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam/PTDI (beda dengan Perguruan Tinggi Dakwah Islam yg di Tj Priok). Sekarang organisasi tersebut sedang mati suri setelah para pendirinya meninggal dunia.

Efek dari sifat religiusnya, beliau sempat tidak dipercaya oleh Bung Karno karena dianggap tak akan bisa menjalankan NASAKOM dengan baik. Pada saat itu, Pak AH Nasution mengajukan 3 nama untuk menggantikannya sebagai KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat), yaitu Pak Harto, Pak Ahmad Yani, dan eyang. Namun, beliau tidak menjadi KSAD. Ada dua versi yang berbeda sebab beliau tidak menjadi KSAD, yang pertama adalah ditolak oleh Bung Karno, dan yang kedua adalah karena eyang menolak untuk diajukan.

***

Menurutku, eyang adalah orang besar. Tapi menurut beliau, beliau tidak ingin menjadi orang besar, tapi mendapat tanggung jawab yang besar. Dan beliau sendiri suka bingung mengapa banyak orang yang mengejar kedudukan dan jabatan. Padahal, kedudukan dan jabatan itu cuma di dunia aja, dan kl dapat fasilitas pun enaknya cm bisa dipake di dunia. Lalu di akhirat nanti, yang punya kedudukan lebih tinggi, tentunya akan semakin lama dan semakin banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan. Apakah sudah yakin bisa mempertanggungjawabkan kepada Allah?

Dan saya juga baru tau kalo eyang itu salah satu pendiri MUI. Ceritanya pada tahun 1975 diadakan kongres nasional MUI pertama, nah, di situ dibentuk panitia untuk membentuk MUI (semacam PPKI gitu kali yaa...). Nah, ternyata eyang itu adalah ketua panitia nya. dengan anggota panitia yang menurutku adalah orang2 yang sangat2 capable, seperti Prof HAMKA,

Eyang juga sangat aktif dalam kegiatan pramuka. Beliau pernah menjadi andalan (nama jabatan -red) nasional di bidang pendidikan.

Walaupun sudah menjadi orang yg disegani, namun dapat dikatakan beliau sangat sederhana dan rendah hati. Beliau sangat memegang teguh prinsip 'semua manusia adalah sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan kepada Allah'.

Pernah suatu kali saat ada acara pramuka, beliau mendapatkan kamar sendiri. Akan tetapi, beliau malah tidur di tenda dan memberikan jatah kamarnya kepada supirnya. Beliau nampaknya sangat sayang dengan supirnya itu (namanya Soedirman jg, seperti eyang. Tp lebih sering dipanggil dengan sebutan Pak Man atau Maman). Karena dalam wasiatnya, beliau menginginkan agar Pak Man tersebut dihajikan.

Menarik membaca tulisan beliau, karena beliau hampir selalu membubuhkan tulisan, baik itu dari AlQur'an, hukum negara, ataupun quote dari perkataan orang bijak sebelum menguraikan apa yang ingin beliau sampaikan..

Bangga rasanya punya eyang seperti beliau.. Hmm, bisa ga ya menjadi seperti beliau? Sedikit banyak, membaca hal tersebut saya menjadi sedikit PeDe, karena saya orangnya sangat tidak PeDe-an. Setelah membaca hal tersebut, menjadi inspiring rasanya..Ohya, dulu di blog ini aku pernah cerita tentang buku biografi eyangku.. Tapi pas itu lagi males ceritanya.. Nah, sekarang aku pengen cerita beberapa kisah yang ada di biografi itu.. Beberapa yang buat aku sanga terkesan sama beliau, dan membuatku menitikkan air mata karena terharu.. hehe..



************************



Berikut ini beberapa cerita yang membuatku sangat terharu, entah mengapa..

wafatnya
Jadi inget, pas beliau wafat, semua anak2nya lagi ada di Jakarta.. Bahkan aku, my mom, dan adikku jg lagi nginep di rumah beliau.. Beliau meninggal setelah sholat subuh.. Begitu mengetahui beliau meninggal, tentunya keluarganya sedih dan menangis.. Tapi tidak cuma keluarganya saja, tapi asisten rumah tangga dan supirnya jg sangat sedih.. Inget banget pas si mbo keluar dari kamar eyang sambil menangis hebat dengan mengatakan, “Bapak sedo, Man (kependekan dari Maman, supirnya eyang), bapak sedo…”… Terus semua asisten rumah tangga dan supir juga terlihat sangat sedih dan kehilangan.. Bukan hanyak kehilangan, tapi sangat kehilangan… mereka seperti merasa kehilangan ayah mereka sendiri..

FYI, semua asisten rumah tangga dan supir yang bekerja sama eyang pada awet semua.. yang mulai bekerja sejak baru lulus SMA, sampai sekarang sudah menjadi kakek/nenek.. Bahkan setelah beliau meninggal, asstRT dan supir masih bekerja pada keluarga besar..

kendaraan
Terus ada cerita lainnya..
Pernah pada sautu kali eyang menghadiri rapat.. Eyang saat itu sudah mendapatkan jabatan yg menurutku dapat dikatakan tinggi.. Lalu, pada saat selesai rapat, jika ada anak buahnya yang rumahnya jauh yang pulangnya bersamaan, suka diajak pulang bareng naik mobilnya.. Mungkin hal ini terdengar tidak istimewa.. tapi mungkin itu dapat diibaratkan bagaikan seorang direktur mengajak pulang bareng staf biasa..

Terus ya, bukan itu aja.. Di tengah jalan, jika memang rumah anak buahnya itu berlawanan dengan rumahnya eyang.. Maka di tengah jalan, beliau akan menyuruh supirnya untuk berenti di pinggir jalan.. Lalu beliau berkata pada supir dan anak buahnya itu kalau beliau mau mampir ke sahabatnya di dekat situ, dan menyuruh supirnya mengantarkan si anak buah tadi.. Padahal, u know what? Di sekitar situ sama sekali ngga ada rumah temennya eyang!!! Jadi, beliau pulang sendiri ke rumah naik kendaraan umum... (Duh, gw terharu nih pas nulis ini.. karena gw sendiri sama sekali ga pernah kepikiran, apalagi berbuat hal seperti itu.. but my eyang did!!)

Alasan eyang turun duluan adalah, jika beliau tetap di mobil dan mengantarkan anak buahnya, so pasti anak buahnya tsb habis2an menolak..

pramuka
beliau adalah seorang pengurus aktif pramuka nasional.. nah, kl jambore2 gt, biasanya beliau ikut dan mendapat jatah kamar.. tapi yang beliau lakukan adalah memberi jatah kamarnya itu pada supirnya.. dan beliau lebih memilih tidur di tenda.. kalo gw? hihi, jatah kamar orang lain kalo bisa gw embat jg.. hohohoho...

***

Padahal ya, jabatan beliau itu menurutku udah tinggi.. I mean, his bestfriends is our country's founder that I can guarantee that their name is very very well known to us.. Walaupun begitu, beliau masih mau untuk melakukan hal seperti itu untuk anak buahnya.. Gw akui, gw yang sekarang ga mungkin melakukan hal seperti itu..

Mungkin cerita ttg eyang di atas mungkin bukan merupakan hal yg istimewa utk orang2, termasuk Anda.. tapi setidaknya hal tsb istimewa utk saya ^^..

Sunday, September 16, 2007

1st Quiz of The 7th

Beberapa saat sebelum masuk kuliah, ada seorang mba2 yang ngajakin blajar bareng.. dia bilang, "kalo quiz gimana?".. eeh, dan ternyata bener aja quiz beneran.. mana gw ga ngerti sama sekali.. untung boleh buka slide (thanx so much 4 Hening yang udah berbaik hati meminjamkan slide nya). yah, walau slide nya jg tidak sepenuhnya membantu, karena cuma berisi rule/guideline yang masih belum kupahami dalam pengaplikasiannya. yo wis lah, tulis2 aja sesukaku, yang penting tu kertas ga putih bersih :P.. pasrah deh dapet nilai 0 juga..

usut punya usut, tu quiz merupakan fast forward (dimajuin dari jadwal yg semestinya) berdasarkan request seseorang, dgn alasan yang ternyata tidak benar-benar terwujud.. huhu.. tp sudahlah.. u owe me some score then.. :p

gw udah panik aja takut2 dpt nilai 0, pengen imel si bapak.. tapi kayaknya berlebihan deh kl sampe imel segala, hehe.. tapi ternyata, gw ga jadi dapet nilai 0!!! hahaha.. rasanya kayak dapet the highest score gituh,, walau tentu saja jauh dari nilai tertinggi..

Oya, yang buat rada bete lagi, bahan2 slide yang gw baca itu ternyata belum dibahas.. gw baca tentang minimal model dkk, dan itu ternyata baru dibahas setelah quiz, dan bahkan di pertemuan selanjutnya T__T.. nasiiib, nasib,,

Saturday, September 15, 2007

Auto_Upgrade

Alhamdulillah, setelah perusahaan ini diakuisisi oleh perusahaan ini, ternyata gw jadi ikut untung. Yiiihaaa, kecepatan internet di rumah menjadi enam kali lipat yang biasa :)).. Pantesan aja, kok rasanya buka apa2 jadi cepet. Buku youtube jadi ga pake buffering2 lagi.. Ternyata setelah dicek via speedtest.net, memang menjadi lebih cepat, hoho.. Walau tentunya tidak secepat kampus yang katanya punya kecepatan hingga four zero Mbps. Tapi ya menurut gw tetep cepet lah.. Gw sampe membelalakkan mata (hiperbola abis) saat ngeliat kecepatan downloadnya..

Hmm, tapi kenapa kalo untuk speed download ke LN, berkurang jauh ya? padahal si joji sama2 aja tuh..

Hmm, enakan dipake buat apa ya? download? tapi lagi ga berminat :p.. Mudah2an walau nanti jika banyak yang ikut daftar, pelayanan dan fasilitasnya tetep terjaga. Jangan tiba2 gara2 banyak pelanggan baru, kecepatannya malah berkurang..

Oya, menemukan sesuatu yang menarik pada situsnya firstmedia.. Di situ, kalo mo register, pertama2 kita pilih kode pos dulu, terus akan keluar pilihan nama2 jalan.. dan kita pilih.. setelah kita pilih nama jalan, akan keluar nomor2 rumahnya (sepertinya nomor aktual, karena sampe nomor2 1A, 1B, dsb keluar dengan sesuai).. That's really really cool.. Tapi jadi penasaran, mungkinkah mereka udah punya list rumah2 mana aja yang terjangkau oleh coverage mereka, dan mana aja yang belum terjangkau?..

Salmonella typhi

whew, udah lama banget rasanya ga posting di blog.. hampir 3 minggu ga posting, yang bagi gw itu artinya lama banget.. hehe..

Hal ini disebabkan tak lain dan tak bukan karena bakteri yang bernama Salmonella typhi.

Sejujurnya, gw ga tau bakteri itu kok bisa tiba2 ada di tubuh gw. Setau gw sih cuma masuk angin biasa, setelah nyupir malem buta dari Bogor (untuk ngasih kejutan ultah buat adek gw, tapi gagal) ke rumah. Tapi kok ya masuk angin ga sembuh2. Hmm, mungkin karena gw yg rada bandel jg sih.

Oya, gw jadi tau rasanya mengalami kejang, hehe.. Jadi kejang itu badannya seperti orang yang lagi menggigil kedinginan, padahal saat itu lagi ga kedinginan. Saya baru tau tentang hal tersebut beberapa hari kemudian pas baca2 internet, dan ternyata yg gw alami adalah kejang, hehe..

Pertama2 yang gw rasakan itu adalah seperti masuk angin biasa, tanpa batuk dan pilek, badan terasa pegel2 yang amat sangat (terutama punggung), dan juga demam yang cukup tinggi. Nah, jadi temperatur badan gw itu naik turun seperti roller-coaster. Bisa naik sampe 39, tapi setelah minum obat penurun panas, turun lagi jadi sekitar 36. Kalo efek obat udah abis, naik lagi sampe 39. Gw sempet mikir, akankah gw menjadi selalu ketergantungan obat seumur hidup gw, yang beberapa jam sekali harus minum obat penurun suhu tubuh. Padahal itu khan gw bagus buat hati (hati organ tubuh, bukan hati yg lain).

Karena setelah beberapa hari kondisi tak kunjung stabil, jadilah gw cek darah. Yang dicek itu adalah hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, hitung jenis (ternyata untuk ngitung jenis2 leukosit spt basofil dkk), WIDAL (untuk ngitung bakteri Salmonella typhii dan Salmonella paratyphii), dan Anti DHF (tau deh yang ini buat paan).

Saat menunggu hasil, gw bener2 harap2 cemas. Takut aja kalo hasilnya buruk, mesti segera dibawa ke RS. Yah, gimana ya, soalnya menyangkut kesehatan dan hidup sih. Dan rasanya lebih degdegan dibandingin nunggu hasil ujian atau giliran presentasi ataupun nunggu hasil interview.. Yeah, at least kalopun hasil ujian/presentasi tersebut ga memuaskan, everything else can still go on.

Hasilnya alhamdulillah, trombositnya ga napa2, that means gw ga kena demam berdarah, salah satu hal yang gw khawatirkan. Hmm, walau sebenernya udah sedikit diprediksi sebelumnya. khan kalo kena DBD, suhu badan ga turun2, sedangkan gw naik turun. But still, kemungkinan tetap ada. Penyakit sekarang khan variasinya udah bermacam-macam, dan gejala2nya udah ga saklek kayak dulu.

Hasil tes yang lain jg tak knapa2, kecuali hasil tes WIDAL nya. Ternyata terdeteksi bakteri S. paratyphi A-O, S. paratyphi B-O, dan S. paratyphi B-H. Masih untung karena jumlahnya masih sedikit, jadi ga parah2 amat..

Nyokap gw orangnya rada2 males pergi ke dokter, jadi sebisa mungkin ga pergi ke dokter. Jadilah yang dilakukan adalah berkonsultasi ke sodara gw yg dokter, yeah although she is ginecologyst, tp mungkin sedikit banyak tau ttg sakit gw. Tapi ternyata bude dokter tersebut konsultasi ke suaminya dulu yang jg dokter. Padahal ya, suaminya itu lagi sakit stroke ringan dan terbaring lemah di rumah sakit. duh, gw jadi ga enak banget sama pakde..

Walau begitu, mungkin berkonsultasi dengan pakde adalah hal yang tepat. Mengapa? Karena setau gw, beliau itu kepala lab subdivisi sitologi di bagian patologi anatomi di FKUI. Jadi, hal tentang bakteri sepertinya udah jadi santapannya sehari-hari.. Jadilah konsultasi dengan pakde, dan diberilah saya obat antibiotik dan pembunuh bakteri. Alhamdulillah, sejak itu kondisi saya membaik perlahan-lahan, dan ga perlu sampe masuk ke RS.

Dan yang membuat gw terharu, si pakde beberapa hari kemudian nyuruh anaknya untuk nanyain kondisi gw.. Padahal kondisi beliau sendiri lebih mengkhawatirkan, karena sempat diduga terkena tumor jg di paru2nya, tapi sempet2nya mikirin gw yang terkena gejala typhus ringan.. Ya Allah, mudah2an pakde diberikan kesembuhan dan kekuatan.. Amiiin..

Jadilah gw selama seminggu penuh terbaring di rumah.. Ini pertama kalinya gw ga masuk selama seminggu karena sakit, kalo tidak salah sejak kelas 3 SD yang lalu. Waktu itu terkena penyakit cacar air. Kalo ga masuk seminggu karena hal lain sih pernah, terakhir kali 2 taun lalu. Pas banget 2 taun yang lalu (sampe tanggal2nya jg pas), karena 2 taun yg lalu itu gw bolos untuk menemani sodara ke SK. Tapi beda banget ya alasan ga masuknya. Berarti yang namanya tanggal keberuntungan itu ga ada. Karena pada tanggal yang sama, saya bisa menjadi sangat beruntung, tapi bisa jg saya sedang mendapat ujian.

duh, saya jadi ga enak karena selama seminggu itu telah meninggalkan banyak hal yang musti dilakuin (maaf ya bagi yang terkena efeknya). Saya jadi salut sama bude dokter yang bisa2nya sesaat setelah dioperasi kateter, langsung melakukan visiting ke pasien nya.. ckckck... nampaknya menjadi dokter bukan hanya profesi, tp sudah menjadi pengabdian.

selama sakit, insya Allah ga sia-sia waktunya.. cukup banyak hal yang bisa didapat dan dipelajari.. gw jg bersyukur sama Allah karena walau sakit, tetap diberikan kemudahan untuk berobat dan biaya. Karena pada saat gw lagi sakit itu, nyokap gw cerita ke gw bahwa di perjalanan, beliau bertemu dengan seorang bapak yang sedang terbaring di pinggir jalan. Di sisinya ada istrinya dan dua orang anaknya. Nyokap gw lalu meminggirkan mobil dan menghampirinya. Dan ternyata, bapak itu sedang sakit yang cukup parah, dan bahkan tidak sanggup lagi untuk berjalan. Dan untuk naik kendaraan umum jg uangnya tidak cukup. Gw mendengarnya merasa sedih banget akan kondisi bapak itu, sekaligus merasa bersyukur akan keadaan gw.


-----------------------------
about typhus

(sebenernya sih demam typhoid, typhoid ama typhus beda, cm dokter Indonesia terbawa kebiasaan sejak zaman Belanda. Di Belanda sendiri sampe sekarang masih suka ambigu.)

Setelah baca2 dari beberapa artikel, bakteri ini biasanya datang bersama dengan makanan. Nah, gw abis makan apa atau di mana ya bisa sampe kena bakteri itu. Hmm, yang gw inget mah beberapa hari terakhir itu, makan ayam sepertinya memang terlalu excessive buat gw. Kayaknya gw makan segala macam ayam, mulai dari ayam goreng, ayam goreng tepung, ayam kremes, ayam bumbu kecap, ayam bumbu rujak, ayam panggang, dan ayam2 yang lain.. Apa karena itu ya? **enak banget nyalah2in ayam :p

tentang sakit demam tipoid:
prodia's site
other site
media sehat

Saturday, September 01, 2007

For Knowledge or Grades?

Classic question and has many different answers that may be can called easy easy difficult (baca: gampang2 susah.. hoho). This question often come into my mind in the beginning of a semester. When I want to choose a subject, I consider several things beside academic rule constraints: 'do I have an interest in the subject?', 'is the lecturer good on teaching?' (do I like the way of he/she teaching?), 'will I use the knowledge when I work in the future?', and so on..

Some people say that we can get knowledge anywhere, anytime, even at the most unlikely condition. Say that we can get knowledge from internet of course. Internet is such a tremendous library, and we can get many many knowledge from it. We may get knowledge from library near from our home. We may get knowledge from our relative, from our friends, from our grandpa maybe, if he is expert in something.. We may improve our knowledge in our home, our car, public place, or even in jail. So, there's no boundary to improve the knowledge. Even a people who don't get a formal education in one specific area, can be more knowledgeable than the others who take the formal one.

And then, where we can get grades? yeah, I know what the grades are for. One of them is of course for makes us easy to get an appropriate job. But, the problem is only formal institution which has right to give us grades. We can not get grades from our relatives, from our friends, family, etc. Grades just come from specific place/institution. Then, one of the main reason for us to learn at campus it to get the grades, so we can get the job that we want and earn some money..

Oukey, may be there's some idealist, who study to get the knowledge and then doing some research for the sake of the science development itself, and may be discover some new theorem.. But I think most of students don't have that reason.. Most of students study to get a job after they graduate. Of course, we can't say grades and knowledge is two things that lies in different side. More knowledge a person has, better grades he/she will get, usually.. but that thing not always happen. Sometimes a person that many people refer him/her as an expert, get a not so good mark in the subject.

hmm, but after I did a deeper thinking, now I think that a person who has the knowledge but a not-so-good grades, still have a probability to get a job that he/she dreamed of. But may be it's harder. May be he/she must active in a specific community, and help people with his/her skill, so people really sure that he/she is eligible to get a position. May be he/she must have a tight relation with a 'strong person' that can give recommendation to get a high value job. But still, many company has a regulation to use the grades as a pre-selection for registrar.

Intinya, one thing that we can only obtain from campus is grades.. Well, may be we can get a deeper knowledge from the experts who work at campus. But still, there's a probability to get the knowledge from experts outside formal institution. So, whether we get the knowledge or not, the most important thing is we get a good grades... hahahaha.... duh, postingan ini ngarang banget sih.... udah ah, lagi ngawur.. jangan diperhatiin.. lagipula khan katanya dosa kalo mencari ilmu tapi sebenernya ga pengen dapet ilmunya (ngerti ga maksudnya?)

Jadi ngebayangin seandainya ada reality show yang judulnya 'for knowledge or grades', yang merupakan copycat dari reality show yang berjudul 'for love or money'. Tapi di reality show gadungan ini, ceritanya ada seorang profesor yang sudah lanjut usia, ingin meneruskan ilmu yang dimilikinya kepada penerus2nya yang masih muda. Terus, profesor itu mengadakan seleksi, dan hanya ada 1 orang saja yang akan mendapatkan ilmu dari profesor tersebut.

Dikumpulkan sekumpulan mahasiswa sangat pintar untuk ikut kontes. Nah, pada saat yang sama, mahasiswa itu juga ditawari uang 1 juta dollar jika berhasil menjadi kontestan terakhir yang tersisa..

Yah pokoknya gitu deh.. males nulis panjang2.. yang bikin gw salut dengan penulis adalah mereka telaten menyelesaikan tulisan mereka. gw baru satu paragraf aja udah suka males menyelesaikan -_-"..

Nah, gimana rasanya kalo ternyata si orang yg dipilih profesor untuk menjadi the last-one-standing ternyata malah pilih duit.. khan pasti ada rasa menyesal dari si profesor.. hehe.. mungkin itu kali yang dirasain para dosen2 kita. tapi mungkin juga engga, sapatau yang diharapkannya adalah agar mahasiswanya hidup bahagia sesuai dengan impiannya masing-masing.. but well, saya rasa perasaan itu ada jg. terutama untuk profesor yang idealis yang ingin punya mahasiswa untuk meneruskan ilmu demi perkembangan pengetahuan...

the end.. capek ngalor ngidulnya.. hehe..

About me

  • M.Rabindra Surya aka Arya aka Rabz
  • Male
  • CSUI
  • Twenty
  • Maaf kalo ada postingan dengan bahasa Inggris kacaubalau. Lagi belajar ^^"