Wednesday, January 17, 2007

Movie Review: Babel


Hiyaa, liburan ini ke bioskop mlulu. Hehe.. Biar ah, jarang2 gw ke bioskop rada sering*hmm, kalimat yg aneh*..

Awards
Sutradara film ini (Alejandro González Iñárritu) mendapat penghargaan di Festival Film Cannes (baca: kans, bukan kens) sebagai sutradara terbaik. Film ini juga mendapat penghargaan Prize of the Ecumenical Jury. Pada penghargaan Golden Globe yg berlangsung baru2 ini, film ini juga meraih penghargaan Best Picture - Drama.

Pemain
Cate Blanchett, Brad Pitt, Gael Garcia Bernal

Rating
Dewasa (due to violence, and explicit content, dan tentunya cerita yg rada berat utk dicerna)

Sebenernya sampai saat ini saya masih bingung baca judulnya, apakah dibaca babel atau bébel.
karena penasaran akan judulnya, cari2, dan dapet di wikipedia dan di situsnya cannes. Nah, kata tersebut diambil dari frasa 'menara babel' yang ada pada hebrew bible. Diceritakan bahwa manusia-manusia bekerjasama membangun menara setinggi-tingginya untuk mencapai surga. Mengetahui hal tersebut, dewa marah dan menjadikan manusia-manusia tersebut berbeda-beda bahasa sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan lancar.

Sutradara film ini mengambil kata itu untuk memperlihatkan bahwa perbedaan bahasa memang menjadi kendala, namun bukan berarti perbedaan bahasa tersebut menghalangi adanya kerjasama dan saling pengertian di antara mereka. Okay, film ini memang menggunakan banyak bahasa, yaitu bahasa arab, inggris, jepang, spanyol, bahkan bahasa isyarat.

Setting1: Maroko
Ceritanya dimulai dengan kisah keluarga yang berada di pedesaan di gurun pasir negara Maroko. Suatu hari, sang ayah membeli sebuah senapan dan diberikan kepada kedua orang anak lelakinya. Senapan ini digunakan untuk menembak serigala yang memang suka mengganggu hewan ternak peliharaan mereka.

Pada suatu ketika, kedua anak ini menggembala kambing2 dengan membawa senapan tersebut. Ayah mereka sedang pergi. Nah, biasalah. anak2 tersebut penasaran ingin mencoba seberapa hebatkah senapan tersebut. Jadilah mereka mencoba menembak2 sasaran yg mereka tentukan sendiri: mulai dari batu, serigala, dan sebuah bis yang jaraknya jauh. Hebatnya (atau celakanya), tembakan tersebut mencapai bis dan mengakibatkan salah seorang penumpang wanita terluka (Cate Blanchett).

kejadian tersebut tentunya membuat heboh dan panik penumpang2nya yg mayoritas orang amrik. Apalagi penembakan tsb terjadi di suatu jalan yg terpencil yang jauh dari klinik atau rumah sakit. Bahkan ada yg mengaitkan2 dengan terorisme. Penumpang yg terluka tersebut akhirnya dibawa ke desanya si kernet bis untuk memperoleh pertolongan pertama, walaupun dari seorang veterinarian (dokter hewan). penduduk2 desa tsb dengan senang hati dan ikhlas menolong penumpang tsb walau berbeda bangsa dan bahasa.

Setting2: Amerika
Penumpang yg terluka tsb memilik dua orang anak kecil yg ditinggal di rumahnya di Amrik. Nah, karena ada kejadian penembakan tsb, tentunya dia tdk bisa segera pulang ke rumahnya. Padahal, anak dari si asstRT (Emily) mo nikah, dan si Emily udah minta izin sebelumnya. Nah, berhubung si majikan pulangnya telat, dan Emily tidak dapat menemukan pengganti atau alternatif penjaga si anak2 majikan, anak2 majikan tsb terpaksa dia bawa ke kampung halamannya untuk sementara, yaitu ke Meksiko.

Sebenernya sih di bagian ini so far so good. Emily sangat mencintai dan memperhatikan kedua orang anak tersebut. Bahasa tidak jadi masalah. Keluarga Emily di Meksiko jg memperlakukan anak2 tadi dengan baik. Masalah timbul ketika Emily dan keponakannya (Santiago) kembali ke Amerika bersama anak2 tadi. Saat di perbatasan, mereka dipersulit oleh petugasnya. Santiago yang rada mabuk menjadi emosi dan melakukan hal yg di luar batas.

Setting3: Jepang
ada seorang wanita sekolah menengah yang bisu-tuli. ibunya telah meninggal, dan ia tinggal berdua dengan ayahnya. keadaan bisu-tuli tersebut sering membuatnya frustasi, karena dia merasa tidak dianggap oleh orang-orang. karena frustasi, dia sampai merendahkan harkatnya sbg wanita karena ingin diakui. Nah, walau udah merendahkan diri sedemikian rupa, tapi sayangnya sasaran2 dia itu orang2 yg tahan godaan dan menolak perempuan tsb. Jadilah dia makin terlihat frustasi.

Terus, hubungan perempuan jepang ini sama kisah di atasnya apa? emang sih engga bgt nyambung. jadi, senapan yg dipake buat nembak di maroko itu tadinya adalah senapan ayah perempuan tsb. senapan tsb diberikan ayahnya kepada guide sewaktu sedang berwisata ke maroko. krn senapan tsb bawa bencana, si ayah harus kasih keterangan ttg status senjata tsb. just that. emang kaitannya kurang erat sih sama cerita2 di atas..


Overall, ceritanya sih bagus.. cm kadang2 terlalu lama sehingga suka membosankan, walau tidak segitu membosankannya jg sih..

No comments:

Blog Archive

About me

  • M.Rabindra Surya aka Arya aka Rabz
  • Male
  • CSUI
  • Twenty
  • Maaf kalo ada postingan dengan bahasa Inggris kacaubalau. Lagi belajar ^^"